IsiKitab Kidung Agung: Isi kitab ini disampaikan melalui serangkaian percakapan. Pembicara silih berganti. Orang-orang yang turut berbicara adalah Salomo raja Yerusalem, seorang gembala, gadis Sulam kekasihnya, saudara-saudara lelaki gadis ini, wanita-wanita istana (putri-putri Yerusalem), dan wanita-wanita Yerusalem (putri-putri Sion, Kidung 1:5-7; 3:5;11). Abstract "Kidung Nabi" is a manuscript containing songs (kidung) that can give strength to its readers.The number of "Kidung Nabi" manuscripts found in Cirebon and Indramayu are ten manuscripts.This research will describe the "Kidung Nabi" manuscript written by Sugrawijaya in 1927.The aim of the research is to describe this kidung and to reveal the theme and social functions CintaItu Terus Hidup. Kidung Agung 8:5-7. 8:5 Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? --Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. 8:6 --Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta TafsiranKitab Kidung Agung Disertai Renungan Praktis 267 PASAL 1 271 I. Judul Kitab (1:1) 271 II. Kasih Jemaat terhadap Kristus (1:2-6) 274 III. (8:5-7) 422 III. Kepedulian terhadap Orang-orang bukan Yahudi; Hak Istimewa dan Kewajiban Jemaat (8:8-12) 428 IV. Saling Kasih antara Kristus dan Jemaat; KidungAgung 8 :13. Kebun anggurku, yang punyaku sendiri, ada dihadapanku; bagimulah seribu keping itu, raja Salomo Dan dua ratus bagi orang-orang yang menjaga hasilnya _____ Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =) Belum ada user yang menyukai. erick's blog KidungAgung 2:8-13 (Khotbah Epistel) Postingan Terkait. Diposting oleh Anthony L Tobing di 8/26/2021 05:52:00 AM. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest. Label: Khotbah. 0 komentar: Posting Komentar. Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda. GadisSulam : Kidung Agung 3:1-5. Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. Aku hendak bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. Aku ditemui peronda-peronda kota. Penulis Salomo merupakan penulis kitab Kidung Agung[1]. Ada beberapa data yang mendukung pandangan ini. (1) Kitab ini dimulai dengan frase "Kidung Agung dari Salomo" (1:1); (2) Nama "Salomo" pun muncul beberapa kali dalam kitab ini (1:53; 3:7, 9, 11; 8:11-12), walaupun pemunculan ini tidak selalu mengarah pada kepenulisan Salomo (ada KidungAgung 8 - Alkitab Terjemahan Baru: 8:1: O, seandainya engkau saudaraku laki-laki, yang menyusu pada buah dada ibuku, akan kucium engkau bila kujumpai di luar, karena tak ada orang yang akan menghina aku! 8:2: Akan kubimbing engkau dan kubawa ke rumah ibuku, supaya engkau mengajar aku. Akan kuberi kepadamu anggur yang harum untuk KidungAgung 8 (Kid 8:1) O, seandainya engkau saudaraku laki-laki, yang menyusu pada buah dada ibuku, akan kucium engkau bila kujumpai di luar, karena tak ada orang yang akan menghina aku! (Kid 8:2) Akan kubimbing engkau dan kubawa ke rumah ibuku, supaya engkau mengajar aku. Akan kuberi kepadamu anggur yang harum untuk diminum, air buah delimaku. (Kid 8:3) Tangan kirinya ada di bawah kepalaku KidungAgung : Bab 7. 1 O, gadis yang anggun, manis benar kakimu dengan sandal itu. Lengkung pahamu seperti perhiasan, karya seorang seniman. 2 Pusarmu seperti cawan bulat yang tak pernah kekurangan anggur campur. Perutmu bagaikan timbunan gandum, dikelilingi bunga-bunga bakung. KidungAgung 8:6-7. Kidung Agung 8:6-7 TB - Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. KidungAgung. 8 pasal. 1:1 Kidung agung dari Salomo. 1:2 --Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur, 1:3 harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu! 1:4 Tariklah aku di belakangmu, marilah kita cepat-cepat pergi! NamaKidung Agung merupakan terjemahan harafiah dari judul dalam bahasa Ibrani yang artinya cara untuk menyatakan lagu yang terbaik atau terindah. KEDUA KEKASIH SALING MEMUJI Kid Kid 5:2-8 Kunjungan yang tiba-tiba Kid 5:9 Pertanyaan dari teman-teman Kid 5:10-16 Mempelai perempuan memuji kekasihnya Kid 6:1 Teman-temannya membantu KIDUNGAGUNG 8:5-7. KIDUNG AGUNG 8:5-7 BM. Siapakah dia yang datang dari padang gurun, bersandar pada kekasihnya? Aku membangunkan engkau di bawah pokok epal, di tempat engkau dilahirkan. Jadikanlah aku buah hatimu; jangan peluk sesiapa pun selain aku, kerana cinta itu sekuat maut, dan nafsu berkuasa seperti kematian. Nyalanya seperti nyala api uI7sv. Klik Ayat Alkitab Tafsiran Song of Solomon 85-7 Son 85 Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? -Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. Son 86 -Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Son 87 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan Wycliffe 5a. Siapakah dia yang ... ? Pertanyaan ini diajukan sang penyair untuk menyiapkan adegan berikutnya. Mengenai padang gurun, lihat 36. Mereka berdua diketahui sedang berjalan bersama dan bercakap-cakap. Raja mengingatkan mempelai perempuannya, tentang bagaimana dia dahulu menemukan gadis ini barangkali pada pertemuan pertama mereka sedang tidur di bawah pohon apel di dekat rumah ibu sang gadis, dan dia membangunkan sang gadis. 6, 7. Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu. Kata-kata itu, yang diucapkan oleh mempelai perempuan, merangkum tema dari seluruh Kidung dan merupakan klimaksnya. Sebuah cincin cap atau meterai dikenakan pada tangan kanan Yer. 2224, atau digantung pada leher dengan seutas tali Kej. 3818. Itu merupakan tanda, atau lambang otoritas bdg. Kej. 4142; I Raj. 218, karenanya merupakan milik yang sangat berharga. Lambang itu menunjukkan hasrat tak tertahankan dari mempelai perempuan untuk menjadi harta paling berharga bagi mempelai laki-lakinya. Di sini raja Salomo, yang menggubah Kidung ini dengan ilham Roh Kudus, bertindak melampaui kebiasaan-kebiasaannya sendiri, sebab dengan memenuhi keinginan gadis Sulam itu, akan berarti ia mengesampingkan praktik poligaminya. Pernyataan cinta yang sungguh-sungguh, serta terang-terangan yang keluar dari bibir mempelai perempuan menunjuk kepada sifat perkawinan monogami. Perkawinan adalah bersatunya cinta dari satu orang laki-laki dengan satu orang perempuan; dan setiap gangguan oleh pihak ketiga melanggar hubungan unik di antara keduanya. Keinginan orang yang benar-benar mencintai itu begitu kuat, sehingga dia memberikan dirinya mutlak kepada yang lain, dan sebagai imbangannya dia menuntut kasih sayang eksklusif yang sama kuatnya. Kasih semacam itu terhadap orang lain berasal dari Tuhan yang menempatkannya di dalam hati manusia, dan kasih tersebut tidak dapat dipadamkan. Cinta kasih seperti itu juga tidak dapat dibeli. Bahkan, Salomo dengan semua kekayaannya tidak dapat membeli cinta si gadis Sulam itu. Sebaliknya, gadis itu memberikannya secara spontan, dan cintanya sangat melimpah. Kasih mutlak seperti itu juga merupakan ideal rohani antara Allah dengan umat-Nya. Kita diperingatkan untuk tidak melayani dua tuan Mat. 624, dan untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita Mrk. 1230.Sumber bahan Software e-sword dan Arnold, B. T., & Choi, J. C. 2003. A Guide to Biblical Hebrew Syntax. Cambridge University Press. Assis, E. 2009. Flashes of Fire. A Literary Analysis of the Song of Songs. T & T Clark. Bachmann, M. L. G. 2017. Love is Strong as Death Song 86 Reading the Old Testament in a Context of Gender Violence. Congress Volume Stellenbosch, 302–328. Carter, C. S. 2019. Love A Embodied Medicine. International Body Psychotherapy Journal The Art and Science of Somatic Praxis, 181, 19–25. Chitchai, N., Senasu, K., & Sakworawich, A. 2020. The moderating effect of love of money on the relationship between socioeconomic status and happiness. Kasetsart Journal of Social Sciences, 41, 336–344. Clements, R. E., & Fabry, H. J. 1997. Mayim. In G. J. Botterweck, H. Ringgren, & Fabry Eds., Theological Dictionary of the Old Testament Vol. VIII, pp. 265–287. William B. Eerdmans Publishing Company. Dharamraj, H. 2018. Green-Eyed Lovers A Study of Jealousy in Song of Songs 85-7. Priscilla Papers, 321, 3–8. Exum, J. C. 2005. The Old Testament Library. Song of Songs Commentary. John Knox Press. Fishbane, M. 2015. Song of Songs. The Jewish Publication Society. Garrett, D., & House., P. R. 2004. Song of Song / Lamentation Vol. 23B. Thomas Nelson Inc. Gault, B. P. 2019. Body as Landscape, Love as Intoxication Conceptual Metaphors in the Song of Songs. SBL Press. Hamilton Jr, J. M. 2015. Song of Songs. A Biblical-Theological, Allegorical, Christological Interpretation. Christian Focus Publications Ltd. Harisantoso, I. T. 2019. Perceraian Warga GKJW di Kabupaten Jember Suatu Analisa Teori Pertukaran Sosial. Visio Dei Jurnal Teologi Kristen, 59–78. Holaday, W. L. 2000. Concise Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament. Koninklijke Brill NV. Hopf, M. R. 2017. The Song of Songs as a Hebrew “counterweight” to Hellenistic Drama. Journal of Ancient Judaism, 82, 208–221. Hudriansyah, H. 2018. Konversi Agama Migran Toraja Motivasi dan Implikasinya terhadap Hubungan Etnik-Religi Toraja di Kota Bontang, Kalimantan Timur. LENTERA Jurnal Ilmu Dakwah Dan Komunikasi, 21. Hunt, P. 2008. Poetry in The Song of Songs. A literary analysis Vol. 96. Peter Lang. Hwang, A., & Goh, S. 2002. Song of Songs. Asia Theological Association. Imray, K. 2013. Love is Strong as Death Reading the Song of Songs through Proverbs 1–9. The Catholic Biblical Quarterly, 75, 649–665. Isnaini, H. 2017. Memburu “Cinta” dengan Mantra Analisis Puisi Mantra Orang Jawa Karya Supardi Djoko Damono dan Mantra Lisan. Semantik Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia., 158–177. James, E. T. 2017. Landscapes of the Song of Songs, Poetry, and Place. Oxford University Press. Joubert, O. 2019. Embodied Desire Song of Songs and Body Theology. Stellenbosch University. Kaplan, J., & Wilson-Wright, A. M. 2018. How Song of Songs Became a Divine Love Song. In Biblical Interpretation Vol. 26. Koninklijke Brill NV. Landy, F. 2019. Erotic Words, Sacred Landscapes, Ideal Bodies Love and Death in the Song of Songs. In A Companion to World Literature pp. 1–10. Li, T., & Chen, Y. 2017. The destructive power of money and vanity in deviant tourist behavior. Tourism Management, 61, 152–160. Linafelt, T. 2002. Biblical love poetry ... and God. Journal of the American Academy of Religion, 702, 323–345. Mulder, M. J. 1997. resep. In G. J. Botterweck, H. Ringgren, & H. Fabry Eds., Theological Dictionary of the Old Testament Volume XIV, pp. 10–15. William B. Eerdmans Publishing Company. Murphy, R. E., & Huwiler, E. 2012. Proverbs, Ecclesiastes, Song of Songs, Understanding the Bible Commentary Series. Bakerbooks. Niko, N. 2018. Seni Cinta; Menggugat Maskulinitas Cinta. Sosial Budaya, 1501, 19–26. Rocha, S. D., & Burton, A. 2017. Strong as Death is LoveEros and Education at the End of Time. Espacio, Tiempo y Educación, 41, 1–12. Santoso, A. 2014. Cinta Kuat Seperti Maut; Tafsir Kitab Kidung Agung. STT Cipanas Press. Shuve, K. 2016. The Song of Songs and the Fashioning of Identity in Early Latin Christianity. Oxford University Press. Stuart, D. 1984. Old Testament Exegesis. A Primer for Students and Pastors Second. The Westminster Press. Tasselli, S. 2018. The power of love in organizations. Organization Studies, 35, 1–6. Telnoni, J. A. 2013. Tafsiran ALkitab Kidung Agung. Kidung Pembebasan, Kidung Solidaritas Perempuan, Kidung Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki. BPK Gunung Mulia dan Artha Wacana Press. Vanoni, G. 1997. Syîm, tesyûmâ. In G. J. Botterweck, H. Ringgren, & H. Fabry Eds., Theological Dictionary of the Old Testament Vol. XIV, pp. 89–111. William B. Eerdmans Publishing Company. Wagner, S. 1997. ’zz. In G. J. Botterweck, H. Ringgren, & Fabry Eds., Theological Dictionary of the Old Testament Volume XI, pp. 1–11. William B. Eerdmans Publishing Company. Zobel, H. J. 1997. Mātār, gesyem, zerem. In G. J. Botterweck, H. Ringgren, & Fabry Eds., Theological Dictionary of the Old Testament Vol. VIII, pp. 250–264. William B. Eerdmans Publishing Company. Zwan, P. van der. 2016. Longing for Belonging Beyond Belonging The Economic of Song of Songs. Journal for Semitics, 251, 371–389. Zwan, P. van der. 2017a. Beneath the Body-Images in the Song of Songs. Journal for Semitics, 262, 611–631. Zwan, P. van der. 2017b. Religiosity in the Aesthetic of the Song of Songs. Journal for Semitics, 261, 483–503. Zwan, P. Van der. 2017c. The “Openness” Of the Song of Songs. Journal for Semitics, 261, 461–482. 8 1Ah, sekiranya engkau saudara kandungku,yang pernah menyusu pada ibuku,pasti kau kucium bila kujumpai di jalan,tak ada yang akan menghina aku. 2Engkau akan kubawa ke rumah ibuku,agar engkau dapat mengajari akan kuberi minum anggur harum,dan air buah delima. 3Tangan kirimu menopang aku,tangan kananmu memeluk aku. 4Berjanjilah, hai putri-putri Yerusalem,bahwa kamu takkan mengganggu cinta,sampai ia KeenamWanita-wanita 5Siapakah itu yang datang dari padang gurun,bersandar pada kekasihnya?WanitaKubangunkan engkau di bawah pohon apel,tempat engkau dikandung dan dilahirkan. 6Jadikanlah aku buah hatimu,jangan memeluk siapa pun selain aku;karena cinta itu sekuat maut,dan nafsu berkuasa seperti seperti nyala apiyang berkobar dengan dahsyat. 7Air yang banyak tak mampu memadamkan cinta,dan banjir tak dapat seorang memberi segala hartanyauntuk membeli cinta,pasti hanya penghinaan yang lelaki wanita 8Kami mempunyai seorang adik wanitayang masih kecil buah yang harus kami buat baginyabila ada yang datang meminangnya? 9Andaikata ia sebuah tembok,akan kami dirikan menara perak di ia sebuah gapura,akan kami palangi dengan kayu 10Aku ini sebuah tembok,dan buah dadaku tahu bahwa pada diaaku 11Salomo mempunyai kebun anggur di Baal-Hamon;kebun itu diserahkannya kepada para membayar seribu uang perak untuk hasilnya, 12dan mendapat dua ratus untuk jerih uang itu untukmu, Salomo,dan untuk para penjaga kebun anggurku, milikku sendiri,ada di hadapanku. 13Hai, penghuni kebun,teman-teman ingin mendengar suaramu;perdengarkanlah itu kepadaku!Wanita 14Kekasihku, datanglah seperti kijang,seperti anak rusa di pegunungan Beter. Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini © Indonesian Bible Society, Selebihnya Tentang Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini Renungan Harian Remaja Kidung Agung 8 5-7 Mal Praktik Cinta Renungan Harian Remaja Kidung Agung 85-7. Apa ada yang salah dengan cinta? Jelas nggak ada yang salah dengan cinta karena cinta adalah ciptaan Allah. Ciptaan Allah yang baik dan inilah adanya. Cuman seringkali sikap kita dalam memperlakukan’ rasa cinta itu yang kerap salah. Waktu kita dilanda cinta atau cinta sama orang lain, kita malah melakukan cara-cara yang justru bertentangan dengan fir Tu. Terjadilah MBA hamil sebelum nikah, free sex, bunuh diri akibat putus atau cinta ditolak, main dukun buat ngedapetin pujaan hati, gonta-ganti pacar dan berbagai perilaku buruk yang mengatasnamakan cinta. Sedihnya, hal ini juga banyak dilakukan sama anak-anak Tuhan yang seharusnya sudah tahu dan ngerti kebenaran. Mal Praktik Cinta Kalau gara-gara cinta’ kita menomorduakan, bahkan ngelupain Tuhan, wah… ingat deh, itu sih, bukan cinta lagi namanya, dan sudah nggak bisa dibenerin lagi. Kalau minjem istilah kedokteran, kita sudah ngelakuin yang namanya mal praktik cinta. Menyalahgunakan cinta untuk memuaskan kepentingan, keinginan atau hawa nafsu kita semata. Harusnya kamu tahu, cinta yang dari Allah, nggak bakalan bikin kita mabok’ dan buta’, sehingga kita sulit ngebedain mana yang baik dan mana yang buruk. Cinta dari Allah nggak bakal menggiring kita memberontak sama ortu, sama aturan bahkan sama firman Tuhan. Cinta yang datang dari Allah nggak akan mencelakakan hidup kita. Jadi, jangan pernah bilang “cinta ini datang dari Allah’ kalau kita malah ngelakuin hal-hal yang buruk karena cinta. Ingat Sobat muda, kalau cinta kita sudah nggak lagi sesuai sama firman Tuhan, koreksi kembali apa cinta kita adalah cinta murni yang datangnya dari Tuhan? Jangan-jangan cinta kita cuma hawa nafsu semata. Kidung Agung ada mengingatkan, “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!” Nah, jangan pernah membawa diri ke dalam pencobaan. Tapi serahkanlah diri dan carilah kehendak Allah, termasuk dalam urusan cinta! HUT – Renungan Harian Remaja Kidung Agung 85-7

kidung agung 8 5 7